HUBUNGAN RIWAYAT KELAINAN REFRAKSI ORANG TUA, AKTIVITAS MELIHAT DEKAT DAN AKTIVITAS LUAR RUANGAN DENGAN KEJADIAN KELAINAN REFRAKSI PADA PELAJAR DI SMAN 1 PRAYA TIMUR LOMBOK TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.64094/dv873c22Keywords:
kelainan refraksi, riwayat kelainan refraksi, aktivitas melihat dekat, aktivitas luar ruanganAbstract
Kelainan refraksi terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak dapat difokuskan dengan jelas, sehingga menyebabkan bayangan objek tampak buram atau kurang tajam. Jenis-jenis kelainan refraksi meliputi miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan terhadap kejadian kelainan refraksi pada siswa di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Ditemukan hubungan yang signifikan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua dengan kejadian kelainan refraksi, dengan nilai p = 0,004. Selain itu, terdapat hubungan antara kebiasaan melihat dalam jarak dekat dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,038), serta hubungan antara aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi (p = 0,017). Berdasarkan analisis statistik, terdapat hubungan antara riwayat kelainan refraksi pada orang tua, kebiasaan melihat dalam jarak dekat, serta aktivitas luar ruangan dengan kejadian kelainan refraksi di SMAN 1 Praya Timur, Lombok Tengah.
Downloads
References
Alifina, N., Sayuti, K., & Fasrini, U. U. (2019). Hubungan Aktivitas Luar Ruangan dengan Kedokteran Angkatan 2019 Universitas Andalas Miopia Mahasiswa. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 2(1), 21–28. http://jikesi.fk.unand.ac.id/
Almulla, M. O. (2019). Refractive errors among Saudi college students and associated risk factors. 437–443. DOI: 10.2147/OPTH.S193213
Anwar, K. (2017). Penderita Refraksi Mata Terus Meningkat di NTB. MATARAM, KOMPAS. https://www.kompas.id/baca/nusantara/2017/12/12/penderita-refraksi-mata-terus-meningkat-di-ntb
AOA. (2010). Optometric Clinical Practice Guideline Care Of The Patient With Myopia. https://www.aoa.org/AOA/Documents/practice%20Management/Clinical%20Guidelines/Consensus-based%20guidelines/Care%20of%20patient%20with%20myopia.pdf
Arianti, M. P. (2013). Hubungan Antara Riwayat Miopia di Keluarga dan Lama Aktivitas Jarak Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa PSPD UNTAN Angkatan 2010-2012. https://media.neliti.com/media/publications/194401-ID-hubungan-antara-riwayat-miopia-di-keluar.pdf
Bahri, H. A. T. S. (2017). Faktor risiko terjadi miopia pada siswa di sma negeri 3 banda aceh. 1–10. https://media.neliti.com/media/publications/194401-ID-hubungan-antara-riwayat-miopia-di-keluar.pdf
Bialasiewicz, A. (2011). Genetics of myopia. Oman Journal of Ophthalmology, 4(2), 49. https://doi.org/10.4103/0974-620x.83652
Fan, D. S. P., Lam, D. S. C., Lam, R. F., Lau, J. T. F., Chong, K. S., Cheung, E. Y. Y., Lai, R. Y. K., & Chew, S. J. (2014). Prevalence, incidence, and progression of myopia of school children in Hong Kong. Investigative Ophthalmology and Visual Science, 45(4), 1071–1075. https://doi.org/10.1167/iovs.03-1151
Fitriani, Rizky, Nugroho, Trilaksana, Saubig, & Novitasari, A. (2023). The Difference of Risk Factors Between Mild and Moderate-Severe Refractive Errors in Pediatric Patients at the Diponegoro National Hospital. Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal), 12(6), 398–404. https://doi.org/10.14710/dmj.v12i6.40851
Goldschmidt, E., Jacobsen, & N. (2014). Genetic and environmental effects on myopia development and progression. Eye (Basingstoke), 28(2), 126–133. https://doi.org/10.1038/eye.2013.254
Hasmeinah, Hasmeinah, Zulkarnain, & Iskandar. (2014). Hubungan Kebiasaan Membaca Jarak Dekat pada Siswi–Siswi SMA Negeri 5 Kecamatan Ilir Timur II Palembang dan Riwayat Keluarga dengan Miopia. Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 5(1), 50. https://doi.org/10.32502/sm.v5i1.1423
Ilyas, S. (2020). Ilmu Penyakit Mata.Edisi ke-5. Ilmu Penyakit Mata, 80.
Jeganathan, V., E., S., Robin, L., A., Woodward, & A., M. (2017). Refractive error in underserved adults: Causes and potential solutions. Current Opinion in Ophthalmology, 28(4), 299–304. https://doi.org/10.1097/ICU.0000000000000376
Kemenkes RI. (2018). Peta jalan. https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/08/Buku_Peta_Jalan_Penanggulangan_Gangguan_Penglihatan_di_Indonesia_tahun_2017_2030.pdf
Kumar, N., Jangra, B., Jangra, M. S., & Pawar, N. (2018). Risk factors associated with refractive error among medical students. 5(2), 634–638. DOI: https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20170241
Loewen, N. A., Liu, J. H. K., & Weinreb, R. N. (2010). Increased 24-Hour Variation of Human Intraocular Pressure with Short Axial Length. 51(2), 933–937. https://doi.org/10.1167/iovs.09-4218
Murti, K., Nurul, Waslan, & Kuswaya. (2022). Studi Literatur: Pengaruh Kadar Vitamin D Terhadap Kejadian Miopia. 76–86. https://doi.org/10.22437/joms.v2i1.18095
Mutti, D., Vitale, S., Morgan, I., Saw, S. M., & Lougheed, T. (2014). Myopia: The evidence for environmental factors. Environmental Health Perspectives, 122(1), 12–19. https://doi.org/10.1289/ehp.122-A12
Nuralam, I., Djunaedi, H. E., Sidiq, V. A., & Laras, D. S. (2023). PADA PELAJAR MADRASAH ALIYAH AL-ULFAH. 1–7. https://siakad.stikesdhb.ac.id/repositories/400520/4005200008/ARTIKEL%20PDF.pdf
Pradnyandari, N. W. J., Juliari, I. G. A. M., Kusumadjaja, M. A., & Siska, S. (2021). Hubungan Faktor Risiko Dengan Angka Kejadian Kelainan Refraksi Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. E-Jurnal Medika Udayana, 10(5), 14. https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i5.p03
RSUD, P. (2021). Profil Rsud 2021. https://ppid.lomboktengahkab.go.id/download/file/PROFIL_RSUD_2021.pdf
Soumyadeep, Majumdar, Tripathy, & Koushik. (2023). Hyperopia. North Bengal Medical College,ASG Eye Hospital, BT Road, Kolkata, India. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560716/
Sukamto, N. D. A., Himayani, R., Imanto, M., & Yusran, M. (2019). Hubungan faktor keturunan, aktivitas jarak dekat, dan aktivitas di luar ruangan dengan kejadian miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2014. Majority, 8(2), 155–160. http://repository.lppm.unila.ac.id/21263/1/2464-3168-1-PB.pdf
WHO. (2019). World report on vision. https://www.who.int/publications/i/item/9789241516570
Yu, S., & Chua, L. (2015). A review of environmental risk factors for myopia during early life, childhood and adolescence. OPTOMETRY, November, 497–506. https://doi.org/10.1111/cxo.12346
Yuanitasari, Wulan, N. N., Sedani, Wayan, N., Winianti, & Wayan, N. (2022). Faktor Risiko Kelainan Refraksi Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa Angkatan 2020. Medical Journal, 1(2), 65–71. DOI: https://doi.org/10.22225/amj.1.2.2022.65-71
Zainuddin, Z., Ikhwandi, A., & Marsa, M. (2018). Pemanfaatan Snellen Chart Oleh Guru-Guru Uks Untuk Deteksi Dini Gangguan Refraksi Mata Pada Anak-Anak Usia Sekolah Dasar. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 14(1), 63–66. https://doi.org/10.33369/dr.v14i1.4293
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Indonesian Journal of Health Research Innovation

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang mempublikasikan di jurnal kami menyetujui ketentuan berikut:
Penulis memegang hak cipta dan memberikan Jurnal Kami hak publikasi pertama dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International yang memungkinkan orang lain untuk membuat perubahan, mengadaptasi, dan mengembangkan karya tersebut dengan pengakuan atas karya penulis dan publikasi awal di Jurnal. Penulis diizinkan untuk menyalin dan mendistribusikan kembali versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi di jurnal kami.