STUDI IN-VITRO: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL) 40%, 50%, DAN 70% TERHADAP ISOLAT BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Authors

  • Annas Annas Burman Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Author
  • Widaninggar Rahma Putri Program Studi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Author
  • Novita Eka Putri Program Studi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Author

DOI:

https://doi.org/10.64094/5xpx1j20

Keywords:

esktrak kunyit, efektifitas antibakteri, staphylococcus aureus, curcuma domestica

Abstract

Penyakit infeksi di indonesia berkontribusi pada julam kematian tertinggi di kalangan anak usia 29 hari hingga 11 bulan,dengan penumonia menjadi penyebab utama (73,9%), yang mayoritas disebabkan oleh infeksi bakteri staphyloccus aureus. Resistensi  antibiotik terhadap bakteri patogen saat ini menjadi tantangan global. Pemanfaatan ekstrak dari tanaman menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi masalah resitensi antbiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri tradisional ekstrak kunyit ( Curcuma domestica val ) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode uji yaitu uji disc difusi menggunakan konsentrasi ekstrak  40%, 50%, dan 70%,). Teknik pengolahan data menggunakan uji normalitas Saphiro wilk hasil yang didapatkan normal, dilanjutkan dengan uji homogenitas didapatkan hasil p-value 0,041<0,05 yang menindikasikan varian tidak homogen, karena data tidak homogen dilanjutkan dengan uji post hoc test game howell. Ekstrak kunyit memiliki kandungan senyawa aktif yang berperan serta penting  dalam aktivitas antibakteri senyawa yang dimaksud seperti fenol , alkaloid, flavonoid, kurkumin, minyak astiri, saponin, dan tanin. Hasil menujukkan bahwa ekstrak kunyit memiliki daya hambat yang besar terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan nilai rata-rata zona hambat terbesar pada konsentrasi 70% (29,4 mm) masuk dalam kategori sensititiv dibandingkan dengan Amoxycillin dengan nilai rata-rata zona hambat terbesar (17,4 mm) masuk dalam kategori intermediet. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kunyit berpotensi sebagai antibakteri  alternatif atau antibakteri alami terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan alam lain yang memiliki aktivitas antibakteri.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akter, J., Hossain, M. A., Takara, K., Islam, M. Z., & Hou, D. (2018). Antioxidant activity of different species and varieties of turmeric (Curcuma sp): Isolation of active compounds. Comparative Biochemistry and Physiology, 215, 9–17. https://doi.org/10.1016/j.cbpc.2018.09.002

Anggraeni Putri, P., Chatri, M., Advinda, L., & Violita. (2023). Karakteristik saponin senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan. Serambi Biologi, 8(2), 251–258.

Clinical and Laboratory Standards Institute. (2020). Performance standards for antimicrobial susceptibility testing (30th ed.). Clinical and Laboratory Standards Institute. https://clsi.org/media/3481/m100ed30_sample.pdf

Cobra, L. S., & Amini, H. W. (2019). Skirining fitokimia ekstrak sokhletasi rimpang kunyit (Curcuma longa) dengan pelarut etanol 96%. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra Bangsa, 1(1), 12–17.

Erikawati, D., Santosaningsih, D., & Santoso, S. (2016). Tingginya prevalensi MRSA pada isolat klinik periode 2010–2014 di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, Indonesia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 29, 149–156. https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/1200/508

Greenwood, D., Barer, M., Slack, R., & Irving, W. (n.d.). Medical microbiology: A guide to microbial infection: Pathogenesis, laboratory investigation and control (8th ed.). Churchill Livingstone/Elsevier. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2272246/

Hardhana, B., Sibuea, F., Widiantini, W., Indrayani, Y. A., Wardah, M., et al. (2021). Buku profil kesehatan Indonesia tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA kelas X (R. R. Harsono Putri & B. Prasetya, Eds.). Penerbit Erlangga.

Juariah, S., Yolanda, N., & Surya, A. (2020). Efektivitas ekstrak etanol daun kersen terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 5(2), 338–344. http://dx.doi.org/10.22216/jen.v5i2.3140

Karou, D., Savadogo, A., Canini, A., Yameogo, S., Montesano, C., Simpore, J., Colizzi, V., & Traore, A. S. (2005). Antibacterial activity of alkaloids from Sida acuta. African Journal of Biotechnology, 4(12). http://dx.doi.org/10.4314/ajb.v4i12.71463

Lehman, K. M., & Grabowicz, M. (2019). Countering gram-negative antibiotic resistance: Recent progress in disrupting the outer membrane with novel therapeutics. Antibiotics, 8(4), 1–18. https://doi.org/10.3390/antibiotics8040163

Muadifah, A., Putri, A. E., & Latifah, N. (2019). Aktivitas gel ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Sainhealth, 3(1).

Pandey, A., Afsheen, A. F., & Tiwari, S. K. (2021). Isolation and characterization of multi drug resistance cultures from waste water. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences, 13(14), 1–7. https://doi.org/10.51804/jsh.v3i1.313.45-54

Sari, F. P., & Sari, S. M. (2016). Ekstraksi zat aktif antimikroba dari tanaman yodium: Jatropha multifida.

Setiawati, A. (2015). Peningkatan resistensi kultur bakteri Staphylococcus aureus terhadap amoxicillin menggunakan metode adaptif gradual. Jurnal Farmasi Indonesia, 7(3). https://www.researchgate.net/publication/283902225_Peningkatan_Resistensi_Kultur_Bakteri_Staphylococcus_aureus_terhadap_Amoxicillin_Menggunakan_Metode_Adaptif_Gradual

Sholehah, D. N., Amrullah, A., & Badami, K. (2016). Identifikasi kadar dan pengaruh sifat kimia tanah terhadap metabolit sekunder kunyit (Curcuma domestica Val.) di Bangkalan. Rekayasa, 9(1), 61–67. http://dx.doi.org/10.21107/rekayasa.v9i1.3336

Solikhah, A. M., Darmawati, S., & Prastiyanto, M. E. (2018). Analisis profil protein Staphylococcus aureus multidrug resistance (MDR) dengan SDS–PAGE. Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang, (1), 1. http://repository.unimus.ac.id/2925/

Tacconelli, E., et al. (2018). Discovery, research, and development of new antibiotics: The WHO priority list of antibiotic-resistant bacteria and tuberculosis. The Lancet Infectious Diseases, 18(3), 318–327.

Teow, S. Y., Liew, K., Ali, S. A., Khoo, A. S., & Peh, S. C. (2016). Antibacterial action of curcumin against Staphylococcus aureus: A brief review. Journal of Tropical Medicine, 1–10. https://doi.org/10.1155/2016/2853045

Yanti, Y. N., & Mitika, S. (2017). Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2(1), 158–168. https://doi.org/10.36387/jiis.v2i1.93

Downloads

Published

26-08-2025

How to Cite

STUDI IN-VITRO: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL) 40%, 50%, DAN 70% TERHADAP ISOLAT BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS. (2025). Indonesian Journal of Health Research Innovation, 2(3), 216-224. https://doi.org/10.64094/5xpx1j20